About

Kajian SENSOR

Kajian SENSOR atau kajian senin sore adalah pengajian rutin 2 minguan untuk Pelajar Muslim SMA Negeri 2 Yogyakarta

RISPER

Kharisma Newspaper atau yang lebih sering disebut RISPER adalah sebuah media dakwah tempel yang di pasang di tiap kelas SMA Negeri 2 Yogyakarta

Khawama

Khawama atau Kharisma Wall Magazine adalah buat karya anak-anak Pengurus Kharisma yang digunakan sebagai media pendidikan Islam

Pengajian Idul Adha

Pengajian Idul Adha 1432 H SMA Negeri 2 Yogyakarta

Masjid Ash-Shidiq

Masjid Ash-Shidiq SMA Negeri 2 Yogyakarta

Tuesday 27 December 2011

Kisah Mujahid, Ulama, dan Dermawan

Rasulullah bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang pada hari kiamat dihadapkan kepada Allah SWT. Mereka dahulu ketika hidup di dunia adalah orang-orang yang terkemuka dalam hal harta, kedudukan dan Ilmu.
Yang pertama dihadapkan kepada Allah adalah seorang yang mati syahid di jalan Allah. Ketika hidup di dunia, ia ikut berperang di jalan Allah dan mati terbunuh. Setelah dihisab, Allah SWT berkata kepada malaikat-Nya, “Lemparkan ia ke neraka.” Hamba Syahid itu berkata, “Ya Allah aku dahulu berjuang dijalan Engkau hingga aku mati membela agama Engkau. Semua itu aku lakukan untuk mencari keridhaan Mu.” Para malaikat yang menjadi saksi berkata, “Dia berbohong ya Allah.” Allah SWT kemudian berkata, “Engkau dahulu ingin mati syahid agar manusia memujimu sebagai pahlawan yang gagah berani, sehingga orang-orang yang datang sesudah mu selalu memuji dan mengenang mu. Tidak ada tempat di surga bagi orang-orang yang riya.”
Yang kedua dihadapkan kepada Allah adalah seorang yang memiliki ilmu yang sangat tinggi. Seorang ulama pada zamannya. Ia selalu mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada manusia-manusia lainnya. Pengikutnya banyak dan ia amat disegani dan dihormati oleh para pengikutnya. Setelah dihisab, Allah SWT berkata kepada malaikat-Nya, “Lemparkan ia ke neraka.” Hamba yang ulama itu berkata, “Ya Allah aku dahulu mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi hamba-hamba Mu.
Semua itu aku lakukan untuk mencari keridhaan-Mu.” Para malaikat yang menjadi saksi berkata, “Dia berbohong ya Allah.” Allah SWT kemudian berkata, “Engkau mengajarkan ilmu kepada manusia agar mereka memandangmu sebagai seorang ulama besar. Orang-orang mencium tanganmu, memuji dan mengenang mu.”
Yang ketiga dihadapkan kepada Allah adalah seorang yang sangat dermawan semasa hidupnya. Ia banyak menafkahkan hartanya di jalan Allah untuk membantu orang miskin, anak yatim, tempat ibadah, rumah-rumah pendidikan dan lain sebagainya. Ia sangat dikenal orang-orang pada masanya sebagai seorang dermawan dan sangat disegani. Setelah dihisab, Allah SWT berkata kepada malaikat-Nya, “Lemparkan ia ke neraka.” Hamba yang dermawan itu berkata, “Ya Allah aku dahulu banyak menafkahkan harta yang Engkau berikan dijalan-Mu. Semua itu aku lakukan untuk mencari keridhaan-Mu.” Para malaikat yang menjadi saksi berkata, “Dia berbohong ya Allah.” Allah SWT kemudian berkata, “Engkau menafkahkan hartamu agar engkau selalu dipuji dan dikenang sebagai seorang dermawan.” Rasulullah melanjutkan, “Demikianlah ketiga-tiganya adalah ahli neraka. Allah memandang kepada hati kalian dalam setiap perbuatan.” (HR Bukhari)
Rasulullah melanjutkan, “Demikianlah ketiga-tiganya adalah ahli neraka. Allah memandang kepada hati kalian dalam setiap perbuatan.” (HR. Bukhari)
“Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikit pun, tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka lakukan dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga).” (QS. Saba’ [34]: 37)
“Demi kekuasaan Engkau ya Allah, aku (iblis) akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas.” (QS. Shaad (38): 82-83)
Source : http://kopikehidupan.blogspot.com/2011/02/kisah-mujahid-ulama-dan-dermawan_02.html

Wednesday 14 December 2011

Katakan! Dari Celah Mana Kami Harus Membenci Islam??

Tahukah kau betapa indahnya hidup dalam naungan islam? Ada banyak ajaran kebaikan disana. Namun yang membuat heran, beberapa manusia malah menghembuskan kabar serta fitnah tentang buruknya Islam. Maka bagi siapapun yang menjadi bagian dari semua itu, beritahukanlah kami tentang kabar bagaimana cara kami harus mencari sedikit saja celah untuk membenci, memusuhi bahkan mencari sedikit alasan karena sebuah kesalahan dalam Islam yang bagi kami sangat sempurna ini.

Islam mengajarkan kepada kami kesetiaan. Kesetiaan yang pertama adalah kepada Allah subhanahu wata`ala. Maka dari itu kami diajarkan untuk tidak boleh menyamakan cinta kami kepadanya dengan satu hal apapun. Dari sana kami diajari untuk tidak menjadi pengkhianat. Bahkan dalam keadaan penglihatan manusia yang alfa dari yang kami lakukan. Hal itu bukanlah sebuah proses yang kaku, kolot dan menyiksa. Kami manusia yang punya nafsu tidak terbatas, maka kami butuh batasan, dan kasih sayang Allah sang maha rahman yang memberi batasan dan memelihara kami.

Lima kali sehari kami diwajibkan untuk bertemu denganNya. Kami boleh mendiskusikan apapun, dan berkeluh kesah ataupun mengadu apapun kepadanya. Sepertinya Allah ingin mengatakan bahwa Dia selalu ada untuk kami, lebih dekat dari pada urat leher kami sendiri. Dia sangat menyayangi kami. Bahkan saat manusia termasuk kau, tidak perduli atas kami.

Kami juga berterimakasih untuk Islam yang telah mengubah hidup kami. Karena dalam Islam kita harus bangun pagi untuk sholat shubuh, sehingga kami bisa melakukan aktivitas lainnya setelahnya. Lihatlah betapa hidup jadi lebih produktif.

Lalu dari celah manakah kami harus membenci Islam, cahaya dari Allah ini?

Adakah aturan di dunia yang lain yang begitu memuliakan wanita melebihi Islam? Islam mengajari kami, para wanita, untuk menutup aurat, agar tidak tampak seperti hewan dan atau menjadi santapan liar laki-laki. Islam mengajarkan kami merendahkan suara dan menundukkan pandangan, supaya perhiasan dan bakat menarik yang dianugrahkan Allah kepada kami, tidaklah menjadi barang murahan dan kami termurahkan oleh sifat seorang pelacur. Islam juga mengistimewakan kami dengan adanya mahar. Diberikannya hadiah untuk kami, dan dengan pernikahan itu, tidak semua lelaki bisa menyentuh kami, kecuali telah sah sumpah ijab kabul atas kepemilikan pada diri kami.

Islam mengajari kami tentang poligami. Bahkan kami tak boleh mencintai dunia ini dengan penuh termasuk suami kami, kecuali hanya Allah subhanahu wata`ala. Dan semakin menegaskan kepada kami betapa barokahnya menikah yang hanya diniatkan karena Allah semata.

Islam mengajari kami taat kepada suami, bukan untuk merendahkan kami, namun justru disitulah kemuliaan kami, karena kami akan menjadi kedamaian di rumah mereka. Adakah kebahagiaan seorang laki- laki selain dari rasa tercukupinya beliau itu oleh karena terlayani dengan kelembutan sebagai penyeimbang sikap tegas dan kuatnya logika mereka?

Islam mengajarkan kami untuk bersifat qonaah dan syukur atas apapun yang kami terima. Bagaimana pendapat anda jika dunia ini dipenuhi oleh wanita yang suka merengek dan selalu kurang serta serba penuntut kepada suaminya, dalam segala hal??

Islam mengajarkan kami untuk mengabdi kepada suami, bahkan melebihi kepada kedua orang tua kami. Adakah kebahagiaan laki- laki yang melebihi dari semua itu?. Sungguh bahkan batin lelaki yang jahat sekalipun masih mendambakan seorang istri yang dapat mengerti dan mengabdi padanya.

Lalu dari celah manakah kami harus membenci Islam, yang telah begitu memuliakan kami ini?

Islam mengajarkan kepada kami tentang kasih sayang untuk seluruh umat manusia. Dan semua orang bisa menjadi seorang Muslim tanpa melihat latar belakang nenek moyang mereka. Islam tidak melihat seseorang dari warna kulit, status atau kedudukan dan pangkat seseorang untuk terlihat lebih mulia dihadapan Allah kecuali hanya faktor ketaqwaannya saja.

Lalu dari celah manakah kami harus membenci Islam, yang telah begitu adil ini?

Islam sama sekali tidak mengajarkan agar saling menganggu dan apalagi saling membunuh. Dan muslim diseluruh dunia dilarang membenci kaum kafir tanpa alasan yang benar atau jika mereka memerangi, baru kami akan membalas. Dalam beberapa hadist Nabi besar Muhammad SAW bahkan mewanti-wanti umatnya agar berlaku baik pada orang kafir, bahkan mengancam bagi siapapun umatnya yang berlaku buruk kepada mereka. Dan peringatan Rasulullah tersebut di catat dalam sejumlah hadist,“Barangsiapa yang mengganggu seorang kafir dzimmi maka aku yang menjadi lawannya nanti pada hari kiamat!”. (HR. Al Khathib dalam At Tarikh dari Ibnu Mas’ud radhiAllahu ‘anhu dengan sanad shahih).

Bahkan jika kita menganggu orang kafir, maka akan berhadap dengan Rasul sebagai lawannya di hari akhir, Naudzubillah.

Tidak hanya itu, bahkan Allah mewajibkan memberikan perlindungan kepada orang Musrikin jika mereka meminta perlindungan, seperti tersebutkan dalam surat At Taubah ayat ke 6.

Dan tidak lupa bahwa Allahpun mengingatkan umat muslim untuk berdamai dengan orang kafir yang memerangi jika mereka telah meminta perdamaian. Hal ini seperti tersebut dalam surat An Nisaa, ayat 91.

Lalu dari celah manakah kami harus membenci Islam, Agama yang begitu mendamaikan ini?

Islam juga mempersatukan manusia melalui kegiatan ritual, seperti shalat berjamaĆ”h di masjid. Selain itu adalah Ibadah haji. Dalam haji, manusia melakukan thawaf, wukuf di Arafah, melempar jumrah, dan sa’i  di tempat yang sama. Semua itu mempertemukan dan menyatukan antar manusia yang berbeda-beda.

Ternyata, bukan penjara yang melunakkan hati yang keras dan beku. Bahkan hukuman pancung pun tak akan bisa menjamin lenyapnya warisan kejelekan dari seseorang. Hanya uluran hangatnya hidayah karena kedekatan kepada Allah yang bisa membuka pintu kedamaian, dan berbeloknya kita menuju kebaikan.

Lihatlah betapa Allah mengetahui dengan detail tentang kebutuhan atas hambanya. Dan Dia tentulah yang maha tahu tentang tata aturan dan cara memulyakan hambanya.

Dan kita hanyalah manusia, tempatnya salah dan lupa. Kesempurnaan ada dalam Islam, dan kekurangan ada dalam diri kita. Dan jika kesempurnaan itu belum terlaksana karena kelemahan diri manusia, bukan berarti kesempurnaan tersebut menjadi tidak sempurna. Apakah kau berani dengan lancang mengatakan bahwa Allah adalah kurang sempurna?. Dan kita hanyalah manusia, tempatnya salah dan lupa. Kesempurnaan ada dalam Islam, dan kekurangan ada dalam diri kita. Dan jika kesempurnaan itu belum terlaksana karena kelemahan diri manusia, bukan berarti kesempurnaan tersebut menjadi tidak sempurna.

Jangan memandang sebuah kebaikan dari sisi kejelekan dan kelemahan pelakunya, seakan dirimu terlihat begitu sempurna. Dan jangan membuat sebuah kesimpulan dari kumpulan berita- berita yang hanya berasal dari kabar bohong dan atau hanya separoh saja kau dengar. Bahkan sebenarnya pemikiran seperti itu hanya merujuk pada pola pikir yang sangat negatif yang kau didikkan atas dirimu sendiri. Betapa kasihannya dirimu yang seperti itu.

Jika kau mengajak, memaksa kami membenci Islam yang telah mengangkat derajat kami, mendamaikan kami dan mengenalkan kami pada sebuah kehidupan yang penuh dengan kebaikan, maka telitilah kembali, apakah Islam adalah begitu hina sampai tidak pantas untuk dicintai, ataukah memang nafsu hatimu yang terlalu rendah sampai kau tak bisa mengenali sebuah kebaikan?

Kroscek kembali arti kebencianmu terhadap Islam yang ingin kau tularkan kepada kami itu. Tak kenal maka tak sayang, maka kenalilah Islam dan hiduplah dalam aturan Islam yang sesungguhnya, sekali lagi yang sesungguhnya. Maka tak usah kau bersusah payah mencari jawaban atas pertanyaan hidupmu itu, maka kaupun akan terpesona karenanya, dan hatimu sendiri yang akan menjawabnya. Suatu hari batinmu sendiri akan berkata, “masihkah ada celah bagi kami untuk membenci Islam?”

(Syahidah/Voa-Islam.com)

Wednesday 7 December 2011

Hati dan Lidah

Suatu hari Luqman Al Hakim diperintahkan majikannya untuk menyembelih seekor kambing dan mengambil dagingnya yang terbaik untuk jamuan tamu. Luqman lalu membeli seekor kambing kemudian menyembelihnya serta mengambil lidah dan hatinya. Lidah dan hati tersebut lalu dimasak dan disajikan kepada majikan dan tamunya. Melihat akan hal itu majikannya marah dan menegur, ”Hai. bukankah tadi aku perintahkan untuk mengambil daging terbaik untuk jamuan para tamuku?” Luqman pun menjawab, ”Tidak ada daging yang terbaik kecuali lidah dan hati.”

Beberapa waktu kemudian majikannya memerintahkan kepadanya untuk menyembelih kambing kembali dan menyuruhnya untuk membuang daging yang terburuk. Luqman pun ke pasar untuk membeli kambing dan menyembelihnya, kemudian ia buang lidah dan hatinya. Melihat ulah luqman sang majikan pun kesal lalu berkata, ”Apa maksudmu wahai Luqman? Kemarin aku perintahkan untuk menyembelih kambing dan menghidangkan daging terbaik dan kau hanya menyuguhkan hati dan lidah, dan sekarang ketika aku menyuruh engkau untuk menyembelih kambing lagi dan memerintahkan kepadamu agar membuang daging terburuk dan yang kau buang adalah hati dan lidah. Apakah kamu bermaksud mempermainkan aku?”

”Maafkan hamba tuan, akan tetapi apa yang hamba lakukan itu memang sudah sepatutnya, karena tidak ada daging yang terbaik kecuali lidah dan hati apabila digunakan untuk kebaikan dan tidak ada daging terburuk kecuali lidah dan hati kalau dibuat untuk keburukan,” jawab Luqman dengan lugas.

Jagalah lidah dari bahaya-bahaya lisan dan jaga hati dari segala penyakit hati.

Friday 11 November 2011

Berani Gagal dan Berani Salah

Pernah nggak, suatu saat kalian bertemu dengan orang yang berkata dengan bangganya, “Alhamdulillah saya jarang melakukan kesalahan.” Lalu ketika orang dengan antusias bertanya, “Wah, hebat. Bagaimana Anda bisa melakukannya?” Ia menjawab dengan santai, “Karena saya juga jarang melakukan sesuatu.” Ih, nyebelin kan?

Padahal yang namanya mencoba dan salah adalah ajang untuk menguji seberapa banyak kita menggunakan akal dan potensi kita dalam berkreasi mengatasi dan memenangkan kehidupan untuk menuju khusnul khatimah (akhir yang baik). Coba deh, kita renungi kembali betapa kita lebih sering merasa nyaman atas ketidaksalahan kita, padahal kesalahan adalah aset sebab ia merupakan umpan balik tentang bagaimana kita tidak melakukan sesuatu. Berarti jika kita tidak melakukan kesalahan, jangan-jangan kita memang tidak pernah melakukan sesuatu. Para pemenang melakukan banyak kesalahan daripada para pecundang. Itu sebabnya mereka sukses, sebab mereka terus belajar dari kesalahan dan berusaha memperbaiki kesalahan itu.


Thomas Alfa Edison adalah legenda. Ketika ada seseorang yang bertanya bagaimana perasaannya ketika ia berkali-kali gagal saat membuat bola lampu. Edison menjawab bahwa ia sama sekali tidak gagal, melainkan berhasil menemukan beribu-ribu cara untuk membuat bola lampu. Dengan penyikapan yang sehat terhadap kegagalan seperti itu, maka Edison berhasil memberi sumbangan kepada dunia, sumbangan yang tepat terpatri selamanya pada sejarah.

Rasulullah berkata dalam hadistnya, “Lau laa annakum tudzhibuuna lakhalaqallah tabaaraka wa ta’aala khalqan yudzibununa fa yaghfirulahum.”
Artinya: Apabila kamu tidak pernah berbuat (dosa), maka Allah akan menciptakan makhluk lain yang dibuat-Nya berdosa kemudian ia bertaubat dan Allah mengampuni mereka (HR. Muslim)

Bukan berari kami mengajak kalian dalam berbuat dosa lho, tetapi berarti kita tidak perlu takut untuk melakukan sebuah amalan. Sebab toh, jika kita melakukan kesalahan, Allah Yang Maha Pemberi Taubat senantiasa memberikan ruang kita untuk memperbaikinya.

Jadi pilih yang mana? Tanpa kesalahan, tetapi tanpa prestasi, atau sebaliknya, salah sesekali. Tetapi  berprestasi?

Dikutip : Jannah, Izzatul. Pengembangan Pribadi Remaja. Solo : Eureka. 2003, hlm. 27 – 30

Friday 4 November 2011

Ayo Berpuasa Arafah !!!

 Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada saat jamaah haji sedang melaksanakan wukuf di tanah Arafah tanggal 9 Dzulhijah. Wukuf di Arafah bisa dikatakan sebagai inti dari pelaksanaan ibadah haji. Karena itu puasa Arafah ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.

Dari Abu Qotadah al-Anshory Radliyallaahu ‘anhu bahwa RasulullahShallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah ditanya mengenai puasa hari Arafah, lalu beliau menjawab:

“Ia menghapus dosa-dosa tahun lalu dan yang akan datang.” Beliau juga ditanya tentang puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: “Ia menghapus dosa-dosa tahun yang lalu.” Dan ketika ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab: “Ia adalah hari kelahiranku, hari aku diutus, dan hari diturunkan al-Qur’an padaku.” (HR. Muslim)

Tentu saja puasa yang di maksudkan adalah ibadah puasa dalam arti yang sebenarnya, yakni mampu menahan nafsu (amarah, syahwat dan maksiat) tidak sekedar menahan lapar dan dahaga semata. Jika telah mengetahui begitu besar fadlilahnya, lalu mengapa kita masih enggan untuk melakukannya? Ayo kita berpuasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Tuesday 1 November 2011

RISPER #1

Saturday 29 October 2011

Kunci Ketenangan Batin

 Tidak ada penderitaan dalam kehidupan ini, kecuali orang-orang yang membuat dirinya sendiri menderita. Tidak ada kesulitan sebesar dan seberat apapun di dunia in, kecuali hasil dari buah pemikirannya sendiri.

Terserah kita, mau dibawa ke mana kehidupan ini. Mau dibawa sulit, niscaya segalanya akan sulit. Mau dibawa rumit, pastilah hidup ini akan senantiasa  terasa rumit. Perumitlah pikiran kita bila memang itu jalan yang disukai. Toh, semua akan tampak hasilnya dan tidak bias hanya kita sendiri yang harus merasakan dan menanggung akibatnya.

Akan tetapi, sekiranya kehidupan yang terasa sempit menghimpit hendak dibuat menjadi lapang, segalanya akan tampak rumit berbelit hendaknya dibuat menjadi sederhana, dan segalanya yang kelihatannya buram, kelabu, bahkan pekat gulita, hendaknya dibuat menjadi bening dan terang benderang, maka cobalah rasakan dampaknya.

Ternyata dunia ini tidak lagi tampak mengkerut, sempit menghimpit, dan carut-marut. Memandang kehidupan ini terasa seperti berdiri di puncak menara menatap langit biru nan luas membentang bertaburkan bintang gemintang, dengan semburat cahaya rembulan yang lembut menebar, menjadikan segalanya tampak lebih indah, lebih lapang dan amat mengesankan. Allahu Akbar !

Memang, “Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang berbuat zalim terhadap diri mereka sendiri” (QS Yunus [11]: 44). Padahal Dia telah tegas-tegas memberikan jaminan melalui firman-Nya, “Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan (kesusahan)” (QS ath-Thalaq [65]: 7)

Dikutip : KH Abdullah Gymnastiar. 2001. Meredam Gelisah Hati. Bandung: Pustaka Grafika, hlm. 92